Kamis, 21 Agustus 2008

Kiat-kiat Memelihara Iman

Oleh: Ust. Syarifuddin Jatnika, Lc
"Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah maka bertambahlah imannya." ( QS.Al-Anfal, ayat 2 )
Iman adalah mutiara yang tak ternilai harganya, dengan keimananlah hidupseseorang menjadi sangat berharga, dengan keimanan pula seluruhtingkah lakumanusia dapat dikendalikan , karena ia merupakan motor penggerak jiwa.Darihatilah manusia dapat dinilai baik buruknya. Ada beberapa faktor yangmenyebabkan bertambahnya iman seseorang, yaitu :
1. Ilmu. Yakni ilmu yang dapat menyebabkan bertambahnya pengetahuan dan keyakinan,seperti apa yang pernah dikatakan oleh Jundub bin Abdullah Umar danlainnya.
"Berilah kami ilmu tentang keimanan, berilah kami ilmu tentang Al-quran,maka iman kami pasti akan bertambah .." (Syarah Qosidah Ibnu Qoyyim,jilid Ihalaman 141)
Jadi yang dimaksud dengan ilmu disini adalah:
  • Ilmu yang berkaitan dengan Allah, Asma-asmaNya, sifat-sifatNya,seluruh perbuatan-Nya, dan segala nikmat-Nya.
  • Ilmu yang berkaitan dengan Rasulullah SAW, akhlak-akhlak yangdicontohkan, manhaj hidup serta syari'atnya, serta perjalanan hidupnyadalammasalah ibadahnya, perjuangannya, dan muamalahnya.
  • Ilmu yang berkaitan dengan kitabullah berikut dengan apa-apa yangdikandungnya, berupa berita-berita, contoh-contoh, hukum, I'tibar(pengajar), dan garis-garis pembeda.
Yang demikian itu dikarenakan asal (pokok) keimanan adalah ikrar kepadaUluhiyah Allah, hal-hal yang menyangkut sifat-sifat Rasulullah,risalah yangia bawa, serta setiap yang datang kepadanya dari sisi Robb-Nya, denganpenggambaran secara global. Misalnya saja tentang kalimat syahadat,barangsiapa yang mengucapkan dengan penuh keyakinan, maka baginya telahmemenuhi pokok keimanan. Akan tetapi tidaklah sama nilainya bagi sipengucap, jika dalam mengucapkannya disertai oleh makna sertaketentuan-ketentuan nya secara rinci.
Tidaklah sama orang yang mengetahui secara rinci apa-apa yang diberitakanRasulullah SAW perihal kejadian setelah mati (seperti adanya hariperhitungan, azab, kenikmatan abadi, dll) dibanding dengan orang yangtidakmengetahuinya. Kalau tingkat pemahaman syahadah membuahkan tingkatpemahamanyang berbeda, maka begitu juga dengan tingkat pemahaman akhirat. Tidaksama(tingkat keimanan) mereka yang memahami akhirat sampai kepada hal-hal yangterjadi didalamnya, seperti : kebangkitan dan dikumpulkannya setelah mati,pembalasan, pembacaan catatan amal, perhitungan, telaga, surga,neraka, dlljika dibandingkan dengan mereka yang memahami akhirat hanya sebatas garisbesarnya saja. Begitu juga tidak sama mereka yang mengetahui Sirohperjuangan Rasulullah dan segala apa yang menyertai beliau sehinggamembawakesempurnaan pada dirinya, jika dibandingkan dengan orang-orang yang hanyamengetahui masalah itu secara garis besar. Oleh karena itu Allah SWTberfirman:
"Dan demikian (pula) antara manusia, binatang-binatang melata danbinatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (danjenisnya).Sesungguh nya yang hanya takut kepada Allah diantarahamba-hambaNyahanyalah para ulama.Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha pengampun. "(QS. Faathir, ayat : 28)"
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah yangberibadatdiwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada(azab)akhirat dan mengharapkan rahmat Robb-nya ? Katakanlah adakah samaorang yangmengetahui dengan orang yang tidak mengetahui ? sesungguhnya orang yangberakallah yang dapat menerima pelajaran."(QS. Az-Zumar : 9)
2. Amal perbuatan. Yang dimaksud disini adalah memperbanyak amal-amal shaleh sertamemperdalamketaatan sehingga menambah keyakinan dan memperkokoh keimanan, sertamemperkecil amal-amal yang jelek dan menghindari dari hal-hal yang dapatmelemahkan iman. Betapa banyak manusia yang telah terjerumus kepadakemaksiatan besar bahkan sampai kepada kemungkaran yang menghalalkan darahserta mendustakan Rasulullah sehingga mereka masuk kepada golongan durjana(dzhalim) fasik dan masuk kepada kekafiran. Oleh karena itu kita harusmemohon kepada Allah agar dibersihkan dari segala amalan diatas dansenantiasa berada dalam lindungan-Nya.Yang demikian itu adalah asas (prinsip) keimanan kepada Allah, sebagaimanakita ketahui bersama bahwa didalamnya harus mencakup pengikraran diriuntukmentauhidkan- Nya secara Uluhiyah, serta kesediaan untuk ikhlas beribadahhanya kepada-Nya. Ikrar dan pengenalan dalam hal ini, ada 2 jenis:
  • Pengakuan secara ilmu pengetahuan, dengan disertai membenarkannya.
  • Pengakuan secara alamiyah dengan mentaati apa-apa yang diketahuinyadan beradaptasi dengan ketentuan serta kewajiban yang terkandungdidalamnya.
Maka barang siapa yang I'tiraf hanya sebatas pada cara yang pertama(sekedarilmu), maka baginya termasuk lemah iman. Oleh karena itu dengan kemampuanyang ada, seseorang harus berusaha untuk memperkokoh imannya denganmeningkatkan- ketaatannya. Jadi keimanan itu hanya akan sempurna jikakeduapendekatan iman tersebut dipenuhi secara seksama.
3. Zikir dan FikirYang dimaksud dengan zikir adalah mengingat Allah beserta sifat-sifatNya,apa-apa yang menyangkut keagungan-Nya dan kebesaran-Nya, membaca kalam-Nyaserta ayat-ayatNya. Kemudian selain itu juga harus berusaha memperkecilsegala hal yang membawa dampak kealpaan atau kelalaian kepada Allah. UmarIbnu Khattab senantiasa tak henti-hentinya mengingatkan kepada parasahabatuntuk senantiasa berzikir kepada Allah SWT untuk menambah kualitasimannya.Diriwayatkan dari Abu Ja'far dari kakeknya Umar bin Khubaib dan diamenerima dari Rasulullah. "Rasulullah SAW bersabda : "iman itubertambah danberkurang," lalu ia bertanya kepada beliau : apa gerangan wahai Rasulullahyang dapat menambahnya dan yang menguranginya ? Jawab Rasulullah "Jikakitamengingat dan memuji-Nya, mensucikan-Nya dan senantiasa bertasbihpada-Nya,maka disitulah iman akan bertambah kualitasnya, dan jika kitamelupakan ataulalai kepada-Nya maka disitulah iman jadi berkurang" Abdullah bin Rowahahmemegang tangan salah satu sahabatnya seraya berkata "Bangkitlah sejenakbersama kami, marilah duduk di majlis zikir." (Syarah Qosidah Ibnul Qoyyimjilid II hal. 140-141).
Dan hal ini sesuai dengan apa yang diberitakan oleh Allah SWT kepada kita,bahwa diantara sifat-sifat orang mu'min itu adalah senantiasa berzikirkepada Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun dalam keadaanberbaring.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal."(QS.Ali-Imron, ayat : 190)
"Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk ataudalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaanlangit danbumi, (seraya berkata): "Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan inidengan sia-sia, Maha suci engkau, maka peliharalah kami dari siksa apineraka ." (QS. Ali-Imron, ayat : 191)
Adapun yang dimaksud dengan fikir ialah suatu aktivitas yang mengacu padarenungan terhadap ciptaan Allah dengan memikirkan yang ada padaciptaan-ciptaanNya, serta memandang kepada tanda-tanda- Nya, danmu'jizat-Nya,sehingga dari aktivitas yang demikian itu akan didapat buah iman kepadaAllah, yaitu merasakan keagungan-Nya, kekuasaan-Nya, keagungansifat-sifat- Nya, serta keagungan perbuatan-perbuatan Nya. Caramemandang yangdemikian itulah yang disebut "Tafkir" dan "I'tibar".
Perhatian indrawi terhadap ciptaan-ciptaan Allah yang terbentang dihadapankita, yakni berupa alam semesta serta seluruh isinya, danfenomena-fenomenayang terjadi didalamnya,walau hanya secara garis besarnya saja sudah cukupmemberi kesan akan keagungan sifat-sifat serta perbuatan-perbuatanNya, dan ini jelas berpengaruh mempertinggi iman kita.
Namun ada sebagian orang yang tidak dapat menangkap makna yang terkandungdari alam dan fenomenanya ini.Mereka menganggap semuanya sepi, bisu, danbuta, dan sedikitpun hatinya tidak terbetik untuk menghubungkankeunikan dankeagungan alam serta keagungan penciptaan-Nya. Mereka sama sekalitidak bisaterlepas dari kenikmatan duniawi dan syahwat, mereka itulahorang-orang yangkafir dan yang lemah imannya.
Sedangkan mereka yang membaca ini dengan sungguh- sungguh dan ikhlas,didapati disana keagungan Allah beserta kebesaran dan kekuasaan-Nya,kelihaian pengaturan-Nya sehingga semakin bertambahlah iman dan keyakinanmereka.
Mereka itulah Ulil Albab, yaitu mereka yang selalu mengingat Allah dalamkeadaan bagaimanapun, mereka selalu bertasbih serta memohon dijauhkan darisiksa neraka, sedangkan mereka yang tidak bisa menangkap maksud dari alamdan fenomena yang terjadi, Allah mengumpamakan dalam ayat-Nya:
"Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelahapi itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya yang menyinarimereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat .Merekaitu tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali ke jalan yangbenar."(QS. Al-Baqarah, ayat : 17-18)
Wallahu'alam bishowab.
artikel ini di kutip dari Masjid Jami' Nurul Yaqin (MJNY) www.nurulyaqin. org - menebar dakwah, menjalin ukhuwah

Tidak ada komentar: